Sab. Mei 31st, 2025

whiteclaycreekgolfcourse.com – Diterkam Buaya Tangan Peternak Udang OKI Putus Seketika! Pagi yang harusnya tenang berubah jadi mimpi buruk bagi seorang peternak udang di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Tak disangka, di balik air tambak yang tampak biasa, sesosok predator mengintai dalam diam. Sekali gerak, buaya besar langsung menerkam dan merobek tangan sang peternak tanpa ampun.

Kejadian ini tidak hanya mengejutkan warga sekitar, tapi juga membuka kembali ingatan lama tentang “penghuni” tambak yang kerap muncul tak terduga. Kali ini, serangan itu benar-benar mengubah hidup korban dalam sekejap.

Kronologi yang Bikin Merinding

Awalnya, pagi itu terlihat biasa saja. Udara masih segar, dan sang peternak, sebut saja Pak Budi, bersiap memberi makan udang seperti hari-hari sebelumnya. Dengan ember kecil dan semangat pagi, ia melangkah santai ke bibir tambak. Tapi, tanpa suara, seekor buaya berukuran hampir tiga meter tiba-tiba muncul dari balik semak dan langsung menerjang.

Pak Budi sempat berteriak, namun dalam waktu kurang dari lima detik, tangannya sudah berada di dalam mulut sang pemangsa. Saat tubuhnya terjatuh ke pinggir tambak, buaya itu mengguncang keras dan seketika tangan kanannya putus. Suara robekan kulit dan tulang terdengar mengerikan hingga memicu kepanikan warga yang mendengar teriakannya.

Reaksi Warga dan Aksi Penyelamatan

Diterkam Buaya Tangan Peternak Udang OKI Putus Seketika!

Tanpa pikir panjang, beberapa tetangga yang kebetulan sedang lewat langsung berlari ke lokasi. Darah sudah menggenang, dan Pak Budi hanya bisa terbaring sambil memegangi lengannya yang sudah tak utuh. Meski dalam kondisi syok, ia masih sadar dan bisa menceritakan sedikit soal detik-detik serangan tersebut.

Untungnya, salah satu warga segera menelepon ambulans dan polisi. Hanya dalam waktu 15 menit, tim medis datang dan memberikan pertolongan darurat. Tangan korban dibalut kain tebal dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Tak lama berselang, aparat juga datang ke lokasi dan memasang garis pengaman di sekitar tambak.

Lihat Juga :  Dr. Helmiyadi: TikToker dan Dokter Inspiratif Wafat

Buaya Bukan Tamu Baru di OKI

Warga OKI sebenarnya sudah lama akrab meskipun tak diundang dengan kehadiran buaya. Beberapa bahkan mengaku pernah melihat ekor besar menyapu air di malam hari. Namun selama ini, belum ada insiden serius. Sayangnya, serangan terhadap Pak Budi seolah menjadi peringatan keras bahwa ancaman nyata bisa datang kapan saja.

Konon, daerah tersebut memang dulunya rawa yang jadi habitat alami buaya muara. Saat sebagian wilayah mulai dijadikan tambak dan pemukiman, hewan-hewan liar itu pun perlahan terdesak. Tapi, alih-alih pergi, mereka malah beradaptasi dan bertahan di balik semak dan lumpur.

Warga percaya, buaya-buaya itu masih menghuni sungai kecil yang terhubung ke tambak. Bahkan ada yang bilang, beberapa buaya sudah hafal pola aktivitas manusia. Jadi saat waktu yang tepat datang, mereka bisa menyerang dengan presisi mengerikan.

Kesimpulan

Kisah tragis Pak Budi bukan sekadar cerita seram dari pinggir desa. Ia adalah bukti bahwa manusia dan alam liar belum sepenuhnya berdamai. Ketika batas-batas mulai kabur, konflik seperti ini pun menjadi tak terhindarkan.

Perlu langkah cepat dari pihak terkait agar kejadian serupa tidak terulang. Warga pun diminta untuk lebih waspada, terutama saat beraktivitas di sekitar area yang rawan. Karena bisa saja, saat kita merasa aman, ada mata tajam yang mengintai dari balik air tenang. Satu hal yang pasti kejadian ini menyisakan trauma mendalam. Namun di sisi lain, ia juga jadi pengingat bahwa kita tak pernah benar-benar sendiri, apalagi di alam terbuka.